News Tempe – Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan komitmennya terhadap digitalisasi pendidikan dengan mulai menyalurkan perangkat smartboard ke sekolah-sekolah di berbagai daerah pada 2025. Program ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis teknologi sekaligus menjawab tantangan era digital.
Smartboard, atau papan pintar interaktif, diharapkan dapat menggantikan metode pembelajaran tradisional dengan menghadirkan pengalaman belajar yang lebih menarik, interaktif, dan mudah dipahami oleh siswa.
Baca Juga : Besok Aturan Baru SNBP dan SNBT 2026 Diumumkan
Program Prioritas Pendidikan Nasional
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan bahwa penyaluran smartboard menjadi salah satu program prioritas di 2025. Tahap awal distribusi dilakukan di sekolah-sekolah negeri di kota besar, lalu secara bertahap akan diperluas ke daerah terpencil.
“Digitalisasi sekolah adalah kunci untuk mencetak generasi muda yang siap menghadapi persaingan global. Smartboard akan membantu guru dan siswa dalam proses belajar mengajar agar lebih efektif dan efisien,” kata Menteri Pendidikan.
Manfaat Smartboard bagi Guru dan Siswa
Dengan adanya smartboard, guru dapat menampilkan materi dalam bentuk gambar, video, hingga simulasi interaktif secara langsung di kelas. Hal ini diharapkan mampu membuat siswa lebih mudah memahami pelajaran yang sebelumnya dianggap sulit, seperti matematika dan sains.
Selain itu, smartboard memungkinkan guru untuk menulis, menggambar, dan menyimpan catatan digital yang dapat diakses kembali kapan saja. Fitur ini memberi kemudahan dalam mengulang materi serta meningkatkan partisipasi aktif siswa.
Respon Sekolah dan Guru
Banyak sekolah menyambut positif kehadiran smartboard. Para guru menilai teknologi ini menjadi langkah maju dalam pembelajaran, meski tetap dibutuhkan pelatihan agar penggunaannya bisa optimal.
“Kami sangat terbantu dengan adanya smartboard. Namun, yang terpenting adalah kesiapan guru untuk memanfaatkannya secara maksimal,” ujar seorang kepala sekolah di Jakarta.
Sementara itu, siswa mengaku lebih senang belajar karena materi dapat divisualisasikan dengan cara yang lebih menarik.
Tantangan Implementasi
Meski menjanjikan, program ini masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan infrastruktur listrik dan internet di beberapa daerah. Pemerintah berjanji akan menyiapkan dukungan tambahan berupa peningkatan jaringan internet sekolah dan pelatihan guru secara berkelanjutan.
Dengan begitu, pemanfaatan smartboard tidak hanya menjadi simbol digitalisasi, tetapi benar-benar berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia.
Kesimpulan
Penyaluran smartboard ke sekolah-sekolah Indonesia di tahun 2025 menjadi langkah konkret pemerintah dalam mendorong transformasi digital pendidikan. Dengan dukungan teknologi, guru dan siswa diharapkan dapat merasakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan relevan dengan perkembangan zaman.
Ke depan, kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat menjadi kunci agar program ini dapat berjalan merata, tidak hanya di kota besar tetapi juga hingga ke pelosok negeri.
